Perkuat Peran Pemuda, HMI Cabang Bandar Lampung Gaungkan Isu Keadilan Ekonomi dalam Diskusi Publik
Bandar Lampung, 23 Mei 2025 — Dalam upaya memperjuangkan keadilan ekonomi bagi masyarakat kecil, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandar Lampung menggelar diskusi publik bertema “Meneguhkan Keadilan Ekonomi: Pemuda dalam Menyikapi Anjloknya Harga Singkong dan Pungli Muatan Batubara di Lampung”. Acara yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Emersia ini berhasil menarik perhatian publik dengan menghadirkan sejumlah tokoh penting dari kalangan pemerintah, penegak hukum, akademisi, dan perwakilan petani.
Diskusi ini menjadi panggung aspirasi yang menggugah, di mana keresahan petani tentang merosotnya harga singkong dan maraknya praktik pungutan liar terhadap angkutan batubara disuarakan secara terbuka. Dua persoalan ini dinilai telah lama membebani kehidupan masyarakat bawah, dan tak kunjung mendapat solusi nyata. Dalam sambutannya, Ketua Umum HMI Cabang Bandar Lampung Tohir Bahnan Al-Fatih menegaskan bahwa HMI berdiri bersama rakyat. Ia menyampaikan desakan keras kepada pemerintah dan aparat penegak hukum agar tak hanya membuat janji, melainkan segera bertindak menuntaskan masalah ini. “Rakyat tidak bisa menunggu janji. Mereka butuh tindakan nyata,” ujarnya penuh semangat.
Para pembicara yang hadir, di antaranya Kepala Kejaksaan Tinggi Lampung, Kepala Dinas Perdagangan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura, serta Direktur Reserse Polda Lampung, memberikan pemaparan komprehensif dari berbagai sudut pandang. Mereka menyinggung soal penegakan hukum terhadap mafia komoditas, strategi stabilisasi harga, hingga perbaikan rantai distribusi hasil tani. Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Unila menekankan pentingnya inovasi teknologi dan penguatan kelembagaan petani sebagai kunci menaikkan nilai tambah komoditas lokal.
Yang paling menyentuh adalah kesaksian langsung dari perwakilan petani singkong asal Guntob. Dengan suara yang jujur dan menggetarkan, mereka menyampaikan bagaimana harga singkong yang terus merosot berdampak langsung pada kesejahteraan keluarga petani. Harapan mereka sederhana—negara hadir, berpihak, dan memberi perlindungan.
Diskusi berlangsung dinamis, terbuka, dan kritis. Lebih dari sekadar forum ilmiah, acara ini menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan, sekaligus penegasan peran pemuda sebagai agen perubahan. HMI Cabang Bandar Lampung memastikan bahwa diskusi semacam ini akan terus dihadirkan, sebagai bentuk komitmen dalam memperjuangkan isu-isu kerakyatan dan membangun jembatan antara suara rakyat dan kebijakan pemerintah.
Komentar
Posting Komentar