Membangun Pilar Keluarga Sakinah, Dra. Nurjanah Baharuddin Tegaskan Urgensi Manajemen BIKKSA dalam Pelatihan Konselor ‘Aisyiyah PWA Lampung

Bandar Lampung, 10 Mei 2025 — Komitmen ‘Aisyiyah dalam rangka memperkuat peran strategis ‘Aisyiyah sebagai penggerak dakwah perempuan di ranah sosial dan keluarga, Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Lampung menggelar Pelatihan Konselor BIKKSA (Biro Konsultasi Keluarga Sakinah ‘Aisyiyah). Kegiatan ini dirancang sebagai wadah penguatan kapasitas para kader konselor yang akan berperan langsung dalam upaya pembinaan dan pendampingan keluarga berbasis nilai-nilai Islam. Salah satu materi utama yang menjadi sorotan dalam pelatihan ini adalah sesi kedua yang disampaikan oleh tokoh nasional sekaligus praktisi konseling keluarga Islami, Dra. Nurjanah Baharuddin, yang mengangkat tema penting: “Pendirian dan Manajemen BIKKSA.”

Dalam penyampaiannya, Dra. Nurjanah Baharuddin menegaskan bahwa pendirian dan tata kelola BIKKSA harus didasari oleh pemahaman yang utuh mengenai tantangan keluarga Muslim kontemporer. Ia menjelaskan bahwa BIKKSA bukan hanya sekadar pusat konsultasi, melainkan lembaga dakwah yang memiliki fungsi edukatif, preventif, dan advokatif dalam membangun ketahanan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Oleh karena itu, proses pendiriannya memerlukan analisis kebutuhan sosial yang mendalam, pembentukan struktur organisasi yang jelas, legalitas yang sah, hingga manajemen yang terencana dan profesional. BIKKSA harus memiliki sistem kerja yang responsif, terukur, dan berorientasi pada pelayanan yang berkualitas dan berkeadilan gender.

Lebih lanjut, Dra. Nurjanah memaparkan bahwa manajemen BIKKSA tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya sinergi antarelemen baik itu konselor, pengurus organisasi, maupun jejaring kemitraan eksternal. Untuk itu, penguatan SDM menjadi kunci utama dalam mencetak konselor yang tidak hanya memahami aspek psikologis, tetapi juga memiliki kepekaan terhadap nilai-nilai keislaman dan konteks sosial budaya masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan layanan, termasuk penggunaan teknologi informasi sebagai media komunikasi dan pendataan kasus, guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan konsultasi.

Antusiasme peserta dalam sesi ini mencerminkan tingginya perhatian terhadap urgensi pembentukan BIKKSA di berbagai daerah. Berbagai pertanyaan dan diskusi berkembang, terutama menyangkut bagaimana implementasi model manajemen BIKKSA di wilayah dengan keterbatasan sumber daya. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan tidak hanya menjadi forum transfer ilmu, tetapi juga ruang dialog dan refleksi kritis dalam merumuskan strategi dakwah dan pemberdayaan keluarga yang kontekstual dan aplikatif.

Dengan diselenggarakannya pelatihan ini, Majelis Tabligh dan Ketarjihan PWA Lampung berharap mampu melahirkan konselor-konselor tangguh yang tidak hanya berkompeten dalam praktik konseling, tetapi juga memiliki semangat pengabdian dan komitmen dakwah yang kuat. BIKKSA diharapkan menjadi pionir layanan konseling keluarga Islami yang mampu menjawab dinamika zaman, mendampingi masyarakat dengan empati, serta mengukuhkan peran perempuan dalam menjaga harmoni dan ketahanan keluarga. Melalui pelatihan ini, ‘Aisyiyah kembali menegaskan komitmennya untuk hadir di tengah masyarakat sebagai pelayan umat dan penggerak perubahan menuju kehidupan keluarga yang lebih sakinah, berdaya, dan berkeadaban.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Forum Pemuda Negeri Besar Dukung Penuh Resmen Kadafi Jadi Wabup Way Kanan

Gerakan Perempuan Mengaji Seri 18: Mengupas Fiqh Sholat Berdasarkan Manhaj Tarjih

Skandal Korupsi Bank Indonesia: Triliunan Rupiah Mengalir ke Komisi XI DPR, KPK Usut Tuntas