Nuralela Yusuf Tekankan Peran Keluarga Sakinah dalam PHIWM: Konselor BIKKSA Harus Menjadi Pelaku Dakwah yang Membumikan Nilai Islam di Ranah Keluarga

Bandar Lampung (10/05/25) – Dalam rangkaian kegiatan Pelatihan Konselor BIKKSA (Biro Konsultasi Keluarga Sakinah ‘Aisyiyah) yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Lampung, salah satu sesi penting dihadirkan melalui materi ketiga bertajuk “Keluarga Sakinah dalam Perspektif Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM)”, yang disampaikan oleh Nuralela Yusuf, S.Ag., M.Ag., anggota Majelis Tabligh dan Ketarjihan PP ‘Aisyiyah. Sesi ini menjadi momen strategis untuk mempertegas posisi keluarga dalam konstruksi dakwah Muhammadiyah-‘Aisyiyah, di mana keluarga tidak hanya dipahami sebagai unit sosial, tetapi juga sebagai medan dakwah paling mendasar dan berkelanjutan.

Dalam pemaparannya, Nuralela Yusuf menyampaikan bahwa konsep keluarga sakinah dalam PHIWM memiliki dimensi spiritual, sosial, dan moral yang sangat relevan dalam menjawab tantangan kehidupan modern. Ia menjelaskan bahwa keluarga sakinah bukan hanya tentang terciptanya hubungan harmonis antara suami, istri, dan anak, tetapi juga mencakup peran aktif keluarga dalam menciptakan kehidupan Islami yang berdampak luas terhadap masyarakat. Dalam hal ini, BIKKSA sebagai lembaga pendampingan keluarga di bawah naungan ‘Aisyiyah diharapkan mampu menerjemahkan nilai-nilai PHIWM ke dalam praktik konseling yang solutif dan membumi.

Lebih jauh, Nuralela menekankan bahwa para konselor BIKKSA harus menjadi pelaku dakwah yang tidak hanya memiliki kompetensi teknis dalam mendampingi problematika keluarga, tetapi juga memiliki kesadaran ideologis dan spiritual untuk menanamkan nilai-nilai Islam yang progresif, adil, dan berkeadaban. Dalam konteks ini, nilai-nilai seperti musyawarah, kesalingan, kesetaraan peran dalam keluarga, serta tanggung jawab sosial menjadi landasan penting dalam mengarahkan fungsi keluarga sebagai ruang pembinaan akhlak dan karakter Islami. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh peserta untuk memaknai konseling sebagai bagian dari gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang mengakar dalam kehidupan keluarga sehari-hari.

Antusiasme peserta terlihat melalui berbagai pertanyaan dan diskusi yang berkembang seputar implementasi PHIWM dalam program BIKKSA di tingkat wilayah dan daerah. Para peserta merasa materi ini menjadi penguatan visi bahwa tugas konselor bukan hanya menyelesaikan konflik rumah tangga, tetapi juga membimbing keluarga untuk menjadi subjek perubahan yang bermakna di tengah masyarakat. Melalui pelatihan ini, PWA Lampung berharap BIKKSA akan semakin mantap menjadi ujung tombak layanan konseling keluarga Islami yang tidak hanya responsif terhadap problem sosial, tetapi juga konsisten dalam menanamkan nilai-nilai Islam yang mencerahkan dan menyejahterakan umat.

Melalui pelatihan ini, Majelis Tabligh dan Ketarjihan PWA Lampung menegaskan harapannya agar para konselor BIKKSA yang dibina mampu menjadi pelopor dalam membangun ketahanan keluarga berbasis nilai PHIWM. Mereka tidak hanya akan menjadi pelayan umat, tetapi juga penjaga nilai dan penerus misi dakwah Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Dengan bekal pemahaman yang kokoh dan keterampilan yang terasah, BIKKSA diharapkan hadir sebagai jawaban atas kebutuhan umat akan layanan konseling yang tidak hanya profesional, tetapi juga ideologis dan membebaskan dalam semangat Islam berkemajuan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Forum Pemuda Negeri Besar Dukung Penuh Resmen Kadafi Jadi Wabup Way Kanan

Gerakan Perempuan Mengaji Seri 18: Mengupas Fiqh Sholat Berdasarkan Manhaj Tarjih

Skandal Korupsi Bank Indonesia: Triliunan Rupiah Mengalir ke Komisi XI DPR, KPK Usut Tuntas