Aksi Kolaboratif HMI dan Cipayung Plus: Bela Petani Singkong, Suarakan Keadilan!


Bandar Lampung, 3 Mei 2025 — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandar Lampung menyatakan dukungan penuh terhadap aksi damai yang akan digelar pada Senin, 5 Mei 2025 di depan Kantor Gubernur Lampung. Aksi ini digalang oleh Aliansi Masyarakat Peduli Petani Singkong Indonesia sebagai bentuk perlawanan kolektif terhadap ketidakadilan yang selama ini menimpa petani singkong, yang dianggap sebagai simbol kegagalan negara dalam menjamin kesejahteraan rakyat di sektor agraria. Diperkirakan akan melibatkan lebih dari 5000 massa aksi dari berbagai daerah di Provinsi Lampung. 

Aksi ini juga melibatkan berbagai organisasi mahasiswa dari Aliansi Cipayung seperti IMM, PMII, KMHDI, HMI MPO, LMND, dan lainnya. Mereka akan bahu-membahu menjadi kekuatan moral dan intelektual di tengah masyarakat.

Ketua Umum HMI Cabang Bandar Lampung, Tohir Bahnan Al-Fatih, menegaskan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam aksi ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kondisi petani singkong yang selama ini menghadapi ketidakpastian harga dan ketimpangan distribusi hasil panen.

 "Mahasiswa tak akan pernah menjadi penonton dalam kondisi krisis seperti ini. Baginya, ketika negara abai, maka rakyat harus menggugat dan mahasiswa harus memimpin".  Ujarnya. 

Tohir Bahnan menambahkan bahwa kehadiran HMI dalam aksi ini bukan sekadar solidaritas, tetapi bagian dari tanggung jawab sejarah. Mahasiswa, katanya, adalah pelanjut tradisi intelektual dan moral bangsa dan tidak ada yang lebih moral selain membela petani yang menjadi tulang punggung negeri ini.

"Kita tidak boleh tinggal diam ketika petani terus-menerus dirugikan. Negara harus hadir! Pemerintah Provinsi Lampung harus segera mengambil langkah konkret dan solutif terhadap krisis harga dan tata niaga singkong yang memberatkan petani,” ujar Tohir Bahnan.

Menurutnya, singkong adalah komoditas strategis yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat pedesaan di Lampung. Namun, kebijakan yang tidak berpihak dan minimnya intervensi pemerintah menjadikan petani sebagai korban sistem yang timpang.

"Kami bukan turun ke jalan untuk gaya-gayaan. Kami turun karena kami mendengar jeritan petani yang tak masuk berita. Negara harus hadir, bukan hanya di rapat-rapat, tapi di ladang-ladang rakyat!” ujar Tohir

Aksi ini membawa beberapa tuntutan strategis yang dianggap krusial untuk menyelamatkan masa depan pertanian singkong di Lampung, antara lain:

  1. Penetapan harga dasar singkong yang adil dan menguntungkan petani.
  2. Pengawasan distribusi hasil panen agar tidak dimonopoli tengkulak.
  3. Perlindungan hukum dan ekonomi bagi petani singkong. 
  4. Jaminan keberlanjutan produksi melalui subsidi pupuk dan sarana tani.
  5. Keterlibatan aktif pemerintah daerah dalam menyerap hasil panen lokal.

Aksi akan dimulai pukul 10.00 WIB di Kantor Gubernur Lampung. HMI menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat, khususnya pemuda dan mahasiswa, untuk ikut mengawal perjuangan petani sebagai bagian dari perjuangan rakyat.

“Perjuangan ini bukan hanya untuk petani singkong, tapi juga tentang keadilan sosial dan martabat bangsa. HMI hadir bersama rakyat,” tutup Tohir.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Forum Pemuda Negeri Besar Dukung Penuh Resmen Kadafi Jadi Wabup Way Kanan

Gerakan Perempuan Mengaji Seri 18: Mengupas Fiqh Sholat Berdasarkan Manhaj Tarjih

Skandal Korupsi Bank Indonesia: Triliunan Rupiah Mengalir ke Komisi XI DPR, KPK Usut Tuntas