PEREMPUAN IDEAL TONGGAK PERADABAN BANGSA
Pada hakikatnya perempuan memiliki peran yang besar dalam peradaban bangsa, karena perempuan bisa merubah suatu peradaban hanya dengan tangannya, dan dikatakan bahwasannya bangsa yang besar dapat ditentukan dengan moral perempuan pada zamannya.
Perempuan merupakan makhluk yang dikodratkan oleh Sang Khalik sebagai perantara lahirnya manusia di bumi ini. Wanita diberi kelebihan untuk bisa mengandung, melahirkan, memelihara calon manusia dan mendidiknya.
Perempuan memiliki peran yang paling penting dalam keberlangsungan hidup salah satunya ialah sebagai seorang ibu yang memegang penting sebagai pendidik paling utama bagi manusia. Kaum ibu yang ideal tidak sekedar dapat mengandung, namun seorang ibu harus berkualitas. Anak-anak mereka tidak cukup dijamin kebutuhan jasmaninya, namun rohaninya juga lebih penting.
Ummul mukminin Ummu Abdillah Aisyah binti Abu Bakr, Shiddiqah binti Shiddiqul Akbar, siapa yang tidak kenal beliau?
Aisyah sang teladan hebat ini memiliki banyak sifat yang dapat diteladani perempuan era milenial. Dimana sekarang ini perempuan lebih mengutamakan penampilan semata tanpa memedulikan ilmu dan akhlak yang dimilikinya. Sebagian besar dari mereka memiliki gaya hidup yang glamor dan konsumtif.
Perempuan justru saling berlomba-lomba mengupload foto di medsos mereka dengan model pakaian terbaru dan terbuka. Keadaan ini begitu memprihatinkan, mengingat bahwa perempuan adalah madrasah bagi anak-anaknya kelak.
Bagaimana dia akan mengajari anak-anaknya ilmu agama jika yang dia ketahui hanya ilmu merias diri. Maka dengan ini, diperlukan sosok ideal untuk dijadikan teladan. Sosok yang tepat adalah Aisyah, istri Rasulullah. Berikut ini beberapa sifat Aisyah yang bisa teladani :
1. Cerdas
Aisyah istri nabi sangatlah cerdas. Beliau meriwayatkan ribuan hadis Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Para perawi hadits menyebutkan bahwa Aisyah adalah orang ketiga terbanyak setelah Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dan Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu. Urwah bin Zubair pernah berkata, ”Aku tidak melihat seorang pun yang memiliki kepandaian dalam ilmu fiqih, kedokteran, dan orasi melebihi Aisyah.”
Berbanding terbalik dengan zaman sekarang, dimana mayoritas wanita malah sibuk main tiktok dan lain sebagainya, bahkan ibu-ibu pun tidak mau kalah. Akhirnya anak-anak terlantar dan terjerumus ke pergaulan bebas.
2. Pemberani
Aisyah adalah sosok yang sangat pemberani. Beliau sering berjalan menuju perkuburan Baqi’ di tengah malam tanpa takut. Hal yang ditakuti banyak orang, tapi tidak dengan Aisyah.
Ia juga sering ikut terjun ke medan perang, salah satunya perang Uhud, ketika kaum muslimin kocar-kacir, Aisyah dengan keberaniannya justru maju terdepan bersama beberapa kaum perempuan untuk memberi minum kepada para mujahid yang terluka.
Dengan demikian¸ sifat pemberani yang ditunjukkan Aisyah menghancurkan stereotip bahwa wanita adalah makhluk lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Munculnya Aisyah di medan perang merupakan bukti bahwa syariat islam tidak mengukung wanita seperti yang dikira oleh sebagian besar orang terutama orang-orang barat yang menganut paham feminisme. Pemahaman mereka tentang islam sangat salah dan tidak mendasar, karena sejatinya syariat islam sangat menjaga dan memuliakan wanita
3. Keteguhan Jiwa Yang Kuat
Aisyah sang wanita teladan ini selain mempunyai sifat cerdas dan pemberani, beliau juga mempunyai sifat teguh dalam kebenaran. Keteguhannya sangat terlihat ketika fitnah melesat bagai panah kepadanya.
Ia difitnah telah berselingkuh dengan seorang sahabat yang bernama Shafwan bin Mu’aththal. Fitnah ini dilontarkan oleh pemimpin kaum munafik Abdullah bin Ubay bin Salul kemudian disebarkan oleh beberapa orang, di antaranya Misthah bin Atsatsah, Hassan bin Tsabit, dan Hamnah binti Jahys.
Meskipun fitnah perselingkuhannya telah tersebar di seluruh Kota Madinah, Aisyah tetap teguh pada pendiriannya bahwa ia berada diatas kebenaran. Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala membenarkan kesucian Aisyah dalam Al-Qur’an surah An-Nur ayat 12.
4. Dermawan Dan Rendah Hati
Dermawan dan rendah hati, dua sifat yang susah untuk diterapkan, dimana detik ini orang-orang sibuk menumpuk harta dan pelit memberi sedekah.
Detik dimana orang-orang berbangga diri dengan kekuasaannya. Sebagai seorang muslimah sepatutnya mengambil contoh dari yang sifat-sifat dan kemuliaan akhlak Aisyah yang benar-benar mewarisi sifat ayahnya, Abu Bakr Ash-Shiddiq.
Abdullah bin Zubair berkata “ Aku tidak pernah melihat dua wanita yang lebih dermawan melebihi Aisyah dan Asma binti Abu Bakr Ash-Shiddiq. Aisyah dia mengumpulkan sesuatu dengan sesuatu, ketika sudah terkumpul banyak, dia membagi-bagikannya, adapun Asma, maka sedikitpun dia tidak menyimpan untuk besok.” ( Hadist Riwayat Bukhari).
5. Tidak Hobi Ghibah
Ghibah merupakan salah satu akhlak tercela namun sebagian besar wanita menjadikannya rutinitas. Tetapi tidak berlaku bagi Aisyah. Ia tidak mau memperbincangkan kejelekan orang lain. Apalagi membicarakan kejelekan istri Rasul yang lain. Sangat jauh berbeda dengan kebanyakan wanita lain yang tanpa bersalah membicarakan aib sesamanya.
6. Sederhana
Mendapat gelar istri nabi tidak menjadikan Aisyah sombong, justru ia memiliki pribadi yang sangat sederhana. Terbukti dengan hanya memiliki beberapa potong baju untuk dipakai sehari-hari. Urwah bin Zubair berkata, " Aisyah tidak suka memperbarui bajunya (menggantinya dengan baju baru) melainkan menambalnya atau membaliknya''.
Hal ini berbeda dengan perempuan di zaman ini yang mengatakan tidak punya baju tapi kenyataannya bajunya sangat banyak bahkan lemari pakaiannya sudah tidak mampu untuk menampungnya.
Aisyah tidaklah tinggal di istana bersama Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Melainkan ia cukup dengan tinggal di sebuah rumah yang sangatlah sederhana bahkan jauh dari kata mewah. Aisyah juga tidak pernah tergoda untuk meminta harta yang lebih. Aisyah pernah mengatakan, pernah dalam suatu waktu tidak ada makanan untuk dimasak di rumahnya.
“Suatu ketika, pernah bulan berganti bulan, berganti bulan, berganti bulan tidak pernah ada api di rumah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, atau selama tiga bulan tidak memasak,”katanya “Sesungguhnya Rasulullah tidak pernah kenyang kecuali dengan hanya memakan kurma dan air. Dan menjadi suatu pemborosan jika makan dua kali dalam satu malam,” kata Aisyah dalam sebuah riwayat. Kesederhanaan aisyah tentunya mengikuti cara hidup yang dilakukan oleh suaminya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Demikianlah beberapa sifat Aisyah, sebenarnya masih banyak sifat mulia beliau lainnya yang bisa kita jadikan contoh. Bagi kita perempuan akhir zaman , sifat-sifat ini sangat membantu kita untuk keluar dari perbudakan dunia, dimana kecantikan dan kekayaan jadi tuannya.
Terlintas begitu berat peran perempuan sebagai seorang ibu, sebagai tonggak peradaban. Namun apabila peran itu dilakukan semata-mata untuk mendapat ridha dari Allah SWT, Insya Allah akan terlaksana dengan berbagai kemudahan atas pertolongan dari Allah SWT.
Oleh karena itu, berbahagialah wahai kaum perempuan, karena kepadamulah telah dipercayakan tugas mulia oleh Sang Maha Pencipta, bahwa dari rahimmu yang subur akan lahir putra-putri generasi penerus. Karenanya menjadi kewajiban, tidak hanya mendidiknya sekedar dengan limpahan materi dan benda-benda kebutuhan hidup semata. Namun yang terpenting adalah berkatilah mereka, putra-putrimu dengan akhlak baik, budi pekerti, iman dan ketakwaan.
(Wulanoctipratiwi)
Komentar
Posting Komentar